Senin, 20 Desember 2010

gedung songo






dalah Candi Gedong Songo yang terletak di kaki Gunung Ungaran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, yang memiliki peninggalan sejarah Hindu. Bangunan mirip Candi Dieng itu dijadikan sebagai tempat pemujaan dan abu jenazah. Situs purbakala ini ditemukan pertama kali oleh orang Belanda pada abad XVIII. Namun umur dan pendiri bangunan masih belum dipastikan karena Image tidak ditemukan prasasti yang dapat menjelaskannya. Sesuai namanya, kompleks candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Mirip lereng-lereng bukit yang letaknya terpisah satu sama lain.


Untuk mengunjungi semua candi Anda bisa berjalan kaki atau menyewa kuda sambil menikmati keindahan alam dan kesegaran udara pegunungan. Di sini, Anda dapat merasakan aroma tempo doeloe dan keindahan pemandangan. Dengan dikelilingi hamparan bunga mawar dan hutan pinus, akan terasa kesegaran alam di wilayah tersebut. Istimewanya lagi, dari ketinggian sekitar 100 meter, Anda dapat menyaksikan lukisan alam Kota Ambarawa dan genangan air Rawa Pening dengan latar Gunung Sumbing dan Sindoro. Sungguh menakjubkan! Anda dapat melihatnya di gambar dibawah ini.




Sayangnya hanya lima candi yang dapat dinikmati secara utuh. Di candi pertama Anda akan menemui patung yoni yang melambangkan kesuburan. Tidak jauh dari candi ketiga, terdapat air belerang yang sangat dipercaya untuk menyembuhkan Imagepenyakit kulit. Konon, asap itu adalah napas Dasamuka yang kalah bertarung dengan Hanoman dalam merebut kembali Dewi Sinta. Seperti dikisahkan Kitab Ramayana atau cerita pewayangan, Dasamuka menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya. Terjadilah perang besar untuk merebut Dewi Sinta dari Dasamuka dan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Namun Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati diserang dengan berbagai senjata oleh Rama. Karena itu, Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang kemudian hari disebut sebagai Gunung Ungaran.
Di candi kelima, tidak ada yang spesial karena tak ada arca seperti bangunan lainnya. Namun, disini Anda dapat menikmati indahnya Gunung Merbabu dan gunung lainnya. Sedangkan candi yang berada di puncak paling tinggi disebut Puncak Nirwana. Di sini terdapat berbagai patung dewa, seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala, Durgamahesasuramardhani, dan Ganesha. Di sana juga ditemukan lingga yang menjadi ciri khas candi-candi Hindu di Indonesia.

Udara yang sejuk dan kesuburan tanahnya, membuat masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Untuk menyambung hidupnya, warga tak hanya bercocok tanam sayur-mayur, tapi juga bunga. Misalnya di Dusun Ngasem, Bandungan, Anda dapat melihat hamparan berbagai jenis bunga seperti mawar, ester, lili dan krisan. Anda juga dapat membelinya secara langsung dengan harga lebih murah untuk dibawa pulang sebagai cendera mata.

Selasa, 16 November 2010

NAK;



Jauh jalan yang harus kau tempuh
Mungkin samar bahkan mungkin gelap
Tajam kerikil setiap saat menunggu
Engkau lewat dengan kaki yang tak bersepatu

Duduk sini Nak dekat pada bapak
Jangan kau ganggu ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki kelak sendiri

Verse 2

Nak dengarlah bicara bapakmu
Yang kenyang akan hidup terang dan redup
Letakkan dahulu mainan itu
Duduk dekat bapak sabar mendengar

Kau anak harapanku yang lahir di jaman gersang
Segala sesuatu hanya ada karena uang
Ya … ya … ya … ya …
Kau anak dambaanku yang besar di kancah perang
Kau harus kuat yakin pasti menang

Sekolah biasa saja jangan pintar-pintar percuma
Latihlah bibirmu agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu
Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel
Pedulu titel didapat atau titel mu’jizat
Ya … ya … ya … ya …

Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi
Agar mudah bergaul tentu banyak relasi
Jadi penjilat yang paling tepat
Karirmu cepat uang tentu dapat
Jadilah Dorna jangan jadi Bima
Sebab seorang Dorna punya lidah sejuta
O . . . . o . . . . o . . . . . o . . . .

Hidup sudah susah jangan dibikin susah
Cari saja senang walau banyak hutang
Munafik sedikit jangan terlalu jujur
Sebab orang jujur hanya ada di komik
Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu
Sebab batu-batu bikin jalanmu terhambat
Ya … ya … ya … ya …
Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku
Sebab paku itu sakit apalagi yang berkarat

Jadilah kancil jangan buaya
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya
Jadilah bandit berkedok jagoan
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan
Jadilah bunglon jangan sapi
Sebab seekor bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet jangan besi
Sebab yang namanya karet tahan kondisi

Anakku aku nyanyikan lagu
Waktu ayah tak tahan lagi menahan murka

Sabtu, 13 November 2010


DUA SISI BERBEDA
(dalam hidup)

Malam dan kedamaian
Tenggelam oleh judi kehidupan
Sebagian terbuai mimpi misteri memabukkan

Sayap-sayap gila berdansa mengganggu semesta
Berpesta pora dengan bebas dan merdeka
tak perduli mengukir sejarah di tempat terhina
tak pernah berhenti mencipta dilema

Dan sisi kehidupan yang terabaikan
Bersama seri yang tak lagi nyata
Asik dan lirih terdengar bertasbih
Dalam bebas tanpa kebebasan
Dengan bibir yang bergetar tajam
Ditemani seribu bisu buah kealfaan

Rasa dingin dan kabut di definisikan
Sebagai penyatuan diri bersama alam
Meski sungguh bukan kenyataan
Lebih kepada alasan dan pembenaran

SYAIR KEHIDUPAN



SYAIR-SYAIR KEHIDUPAN

Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan

Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba

Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki
Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Yang Maha Esa Mencipta alam semesta
Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja

Manusia turun kebumi untuk diuji
Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati

Apakah Dunia tak seindah rupanya
Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.

Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka

Hanya jiwa yang mengerti jiwanya
Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya

Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka
Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................


Assalamualaikum ucap jiwa dalam hati
Jiwa Panjatkan doa sekedar berharap kepada ilahi
Mengetuk pintu sebagai tamu
Berharap diterima sebagai tamu yang diharapkan.

Oh, Pantaskah aku bertamu dengan ini?
Tanpa busana kebanggaan yang melekat pada diri
Akankah jiwa dihormati dan tidak dipandang setengah hati
Kukatakan padamu bahwa tuanku seorang pemurah hati.

Kemewahan tidak membuat jiwa mulia
Tanpa busana pun manusia bisa menjadi mulia
Bukankah jiwa datang tanpa harta?
Dan tahukah kamu harta apa yang paling mulia?

Sang Maha mewariskan Surga dan neraka
Bagi Hamba Yang bertaqwa dan durhaka
Puja dan Puji Bagi sang Maha
Engkau adalah Keadilan ilahi

Engkau cipta sang kaya dan kaum papa
Agar mereka bisa memberi dan menerima
Perbedaan yang berarti sama
Bahwa mereka sebenarnya tiada memiliki apa-apa

Benakku bertanya? Kenapa jiwa harus tercipta?
Kenapa jiwa tercipta kalau hanya untuk tiada?
Yang Maha berkata tidaklah kucipta semua ini dengan sia-sia
Apa maksud ini semua?
Semua jiwa pasti bertanya, siapakah aku yang sebenarnya?
Kenapa aku berada, dan kenapa aku harus tiada?

Tidakkah jiwa berpikir kenapa jiwa datang kedunia?
Pernahkah jiwa mendengar Yang Maha berkata
"KUCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA HANYA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU"
Ku katakan kebenaran sejati, Ku katakan tujuan hidup sejati
Bahwa manusia hanya dicipta untuk menyembah kepada Sang Maha

my foto colection






entah kenapa aku ingin menyertakan foto-foto ini

Senin, 19 Juli 2010

di balik lelang patung jendral sudirman


PACITAN--MI: Heboh soal lelang patung Jenderal Sudriman yang ada di Nawangan, perbatasan antara Kabupaten Pacitan dan Wonogiri, dinilai hanya karena kepentingan orang-orang atas. Ya, orang-orang yang ada di Jakarta.

Demikian dikatakan Johan Perwiranto, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Minggu (18/7) malam, ketika dimintai komentarnya seputar pro kontra lelang situs Patung Jenderal Sudirman.

"Di Pacitan sendiri tidak ada apa-apa, tapi sejumlah media nasional termasuk TV sudh ramai membicarakan," ujar Johan.

Kalau ditanya siapa yang paling berhak mengenai tempat bersejarah termasuk patung Jenderal Sudirman, ya yang memiliki tanah, yang kini tinggal di Jakarta. "Konon orang itu pernah jadi orang penting," tuturnya.

Sementara Pemkab Pacitan sendiri yang memiliki wilayah di mana patung dan rumah inap berdiri, hingga kemarin, tidak pernah secara resmi mendapat penyerahan, baik untuk pengelolaan maupun pengoperasionalan tempat bersejarah itu. "Kalau diserahkan kan ada tertulisnya. Nah, ini nggak ada," ujar Johan.

Sebenarnya, situs sejarah Jenderal Sudirman, selain patung dan rumah inap masih ada lagi yang ada di tengah laut yaitu Tumpak Runjung. "Mestinya itu juga diserahkan kepada Pemkab," kata Johan lagi.

Kabid Kebudayaan itu juga mengatakan bahwa selama ini yang menangani situs rumah inap Jenderal Sudirman ada BP3 Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dia mengulangi lagi, hingga saat ini, tidak jelas siapa pemilik sah.

Dikatakan, meskipun sempat muncul pro dan kontra soal lelang patung Jenderal Sudirman, rumah bekas markas gerilya Jenderal Sudirman di Pacitan dipastikan aman. Sebab pengelolaan rumah tersebut telah diserahkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan. "Tidak ada masalah. Tapi soal monumen itu bukan kewenangan pemkab," katanya.

Johan sendiri mengaku sampai saat ini belum tahu akan bertindak apa, karena memang belum ada perintah dari atasan. "Saya masih menunggu perintah dari atasan," katanya. (AG/OL-8) di