Senin, 19 Juli 2010

di balik lelang patung jendral sudirman


PACITAN--MI: Heboh soal lelang patung Jenderal Sudriman yang ada di Nawangan, perbatasan antara Kabupaten Pacitan dan Wonogiri, dinilai hanya karena kepentingan orang-orang atas. Ya, orang-orang yang ada di Jakarta.

Demikian dikatakan Johan Perwiranto, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Minggu (18/7) malam, ketika dimintai komentarnya seputar pro kontra lelang situs Patung Jenderal Sudirman.

"Di Pacitan sendiri tidak ada apa-apa, tapi sejumlah media nasional termasuk TV sudh ramai membicarakan," ujar Johan.

Kalau ditanya siapa yang paling berhak mengenai tempat bersejarah termasuk patung Jenderal Sudirman, ya yang memiliki tanah, yang kini tinggal di Jakarta. "Konon orang itu pernah jadi orang penting," tuturnya.

Sementara Pemkab Pacitan sendiri yang memiliki wilayah di mana patung dan rumah inap berdiri, hingga kemarin, tidak pernah secara resmi mendapat penyerahan, baik untuk pengelolaan maupun pengoperasionalan tempat bersejarah itu. "Kalau diserahkan kan ada tertulisnya. Nah, ini nggak ada," ujar Johan.

Sebenarnya, situs sejarah Jenderal Sudirman, selain patung dan rumah inap masih ada lagi yang ada di tengah laut yaitu Tumpak Runjung. "Mestinya itu juga diserahkan kepada Pemkab," kata Johan lagi.

Kabid Kebudayaan itu juga mengatakan bahwa selama ini yang menangani situs rumah inap Jenderal Sudirman ada BP3 Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dia mengulangi lagi, hingga saat ini, tidak jelas siapa pemilik sah.

Dikatakan, meskipun sempat muncul pro dan kontra soal lelang patung Jenderal Sudirman, rumah bekas markas gerilya Jenderal Sudirman di Pacitan dipastikan aman. Sebab pengelolaan rumah tersebut telah diserahkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan. "Tidak ada masalah. Tapi soal monumen itu bukan kewenangan pemkab," katanya.

Johan sendiri mengaku sampai saat ini belum tahu akan bertindak apa, karena memang belum ada perintah dari atasan. "Saya masih menunggu perintah dari atasan," katanya. (AG/OL-8) di

Minggu, 18 Juli 2010

AKU MILIKMU


Time Song film Kekasih,
Entah kenapa ingin saja menyertakan lirik+vidio lagu terbaru ini dalam rumahku ini.
Lagunya indah, memang bukan karya Iwan Fals, tapi buah cipta Pongky Jikustik, namun melalui alunan suara Iwan Fals maka lagu ini jauh terasa bermakna.

ini lirik dan vidio klipnya yang baru saja selesai aku download

Aku Milikmu
cipt: Ponky Jikustik
Vocal: Iwan Fals
Time Song film Kekasih

Ku pikir kau sudah
Melupakan aku
Ternyata hatimu
Masih membara untukku

*Waktu kan berlalu
Tapi tidak cintaku
dia mau menunggu
Untukmu, untukmu

Reff:
Aku milikmu malam ini
Kan memelukmu sapai pagi
Tapi nanti bila ku pergi
Tunggu aku di sini

kembali ke reff


Sabtu, 17 Juli 2010

iwan fals kembali main film


BERITA] IWAN FALS akan tampil dalam sebuah film layar lebar bertajuk Kekasih. Di situ, Iwan memerankan karakter yang tidak berbeda jauh dengan dirinya dalam dunia nyata.

Sutradara Kekasih, Wisnu Adi, sengaja tidak mengubah karakter Iwan sebagai penyanyi dan musisi yang sudah memiliki nama besar. Kekasih sebetulnya bukan film pertama musisi bernama lengkap Virgiawan Listianto ini. Tahun 1985, Iwan pernah pula bermain dalam film Damai Kami Sepanjang Hari.

Menurut Wisnu, Iwan bersedia terlibat dalam film garapannya lantaran tertarik dengan cerita Kekasih, yang mengangkat tema cinta secara universal. “Mengajak seorang Iwan Fals itu enggak gampang. Butuh waktu panjang untuk memikat hatinya. Apalagi film yang saya buat ini bukan film besar, melainkan film sederhana. Saya bangga Iwan bisa ikut terlibat,” ungkap Wisnu, yang harus “mendekati” Iwan selama empat bulan agar mau terlibat dalam filmnya.

Wisnu bercerita, ketika bertemu Iwan pertama kali dan menawarinya peran, dia tidak datang dengan membawa omongan semata. Tapi, sang sutradara juga sudah menyiapkan cuplikan adegan Kekasih agar musisi kelahiran Jakarta, 3 September 1961, ini semakin tertarik pada tawarannya.

“Kalau meniru ucapan Iwan, dia bilang ‘gue merinding’. Artinya, jika seorang Iwan bilang begitu, tentu film ini dianggap baik. Makanya dia bersedia terlibat,” kata Wisnu lagi. Dalam film berdurasi 100 menit karya rumah produksi Grandiz Media Production (GMP) itu, Iwan harus menyanyikan lagu Aku Milikmu ciptaan Pongki Jikustik.

Kemunculan Iwan dalam film ini juga hanya sebentar. Meski demikian, ayah tiga anak ini tidak keberatan. Dia malah menilai, Kekasih berbeda dengan film-film Indonesia yang sudah ada sebelumnya. “Awalnya, saya hanya bersedia nyanyi. Tapi, setelah melihat trailer-nya, saya jadi tertarik untuk ikut berperan. Menurut saya, ceritanya bagus,” ujar Iwan.

“Film ini sangat berbeda dengan film-film Indonesia yang pernah saya tahu. Ceritanya memang drama percintaan, tapi ditampilkan dengan cara yang menggugah hati saya,” tambahnya. Lama tidak main film, begitu mulai syuting film Kekasih, Iwan jadi grogi berhadapan dengan kamera. Beruntung rasa grogi itu tidak berlangsung lama.

Maklum, sebagai penyanyi, pelantun tembang Aku Bukan Pilihan ini sudah terbiasa akting saat membuat klip video. “Ya… enggak jauh bedalah sama membuat video klip,” ucapnya, singkat. Selain Iwan, Kekasih juga diperankan oleh mantan Gadis Sampul Vonny Kristianda dan Angga Putra. Film ini ber-setting Kota Yogyakarta dan akan diputar di bioskop mulai 3 April mendatang. (source: koran sindo/tedy achmad) ***

Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]

KRITIKAN IWAN FALS ZAMAN ORDE BARU


Orde Diktator

Orde baru merupakan suatu rezim yang telah memberikan berbagai catatan sejarah panjang dari kekuasaan otoriter yang menghegemoni masyarakat. Kekuasaan negara yang begitu kuat membelenggu sendi-sendi kehidupan setiap warga negara. Kenyamanan dan keserasian yang diciptakan dengan bingkai represif, penggunaan aparat negara dalam penciptaan tatanan tersebut ternyata menjadi bara dalam sekam (bahaya laten), yang akhirnya meledak menjadi benturan keras antara rakyat dan negara hingga jatuhnya rezim orde baru ditangan rakyat dan kelas menengah pada tahun 1998.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Pemerintahan Orba sangat fokus pada pemulihan kondisi ekonomi yang kian memburuk pada waktu orde lama.

Pembangunan nasional di zaman Orde Baru dilakukan dengan menyandarkan pada terciptanya masyarakat yang adil makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pedoman pembangunan nasional yaitu Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemertaan. Isinya : pertama, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. kedua, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. ketiga, stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

2. Iwan Fals ; Menggugat Rezim

Dominasi negara yang kuat pada masa orde baru, memunculnya kebijakan-kebijakan yang tidak populer dalam masyarakat tetapi perangkat stabilitas menundukkan benih-benih radikalisme yang muncul. Kritik sosial yang muncul lebih banyak di bidang karya-karya seni, sastra dan juga musik. Walaupun demikian perkembangan kritik tersebut sering dibungkam dengan mengkriminalisasi budayawan, pujangga-pujangga dan pelantun lagu yang mencoba untuk kritis terhadap pemerintah.

Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat orde baru. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Wacana kritik dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian besar masyarakat terutama pada lapisan bawah, karena lagu tersebut mewakili dan menyuarakan hati nurani rakyat. Dukungan tersebut terimplementasikan dengan pembentukan sebuah yayasan pada Tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut ’’Yayasan Orang Indonesia’’ atau biasa dikenal dengan seruan OI. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara[1].

Kritik sosial dalam karya Iwan Fals terus berlanjut dari Album pertama pada tahun 1979 hingga album pasca reformasi. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas[2].

Berikut dapat dilihat dalam Tabel 1. Beberapa lagu yang bernada kritik terhadap Hegemoni Rezim Orde Baru :


Lagu-Lagu Iwan Fals

Bertema Kritik Terhadap Hegemoni Orde Baru

Tema Kritik

1
Puing
Sarjana Muda / 1981
Kritik terhadap perang.

2
Ambulance Zig Zag
Sarjana Muda / 1981
Kritik terhadap diskriminasi pelayanan publik (kesehatan).

3
Sarjana Muda
Sarjana Muda / 1981
Kritik terhadap menyempitnya lapangan kerja.

4
Galang Rambu Anarki
Opini / 1982
Kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.

5
Tak Biru Lagi Lautku
Opini / 1982
Kritik terhadap pembangunan yang merusak lingkungan (laut).

6
Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
Opini / 1982
Kritik terhadap pembangunan yang merusak lingkungan (hutan).

7
Siang Seberang Istana
Sugali / 1984
Kritik terhadap kesenjangan dan ketidakadilan nagara.

8
Sore Tugu Pancoran
Sore Tugu Pancoran / 1985
Kritik terhadap ketidakadilan (potret anak jalanan).

9
Kontrasmu Bisu
Ethiopia / 1986
Kritik terhadap kesenjangan sosial yang tajam (jakarta).

10
Tikus Kantor
Ethiopia / 1986
Kritik terhadap budaya korupsi dalam birokrasi patronase.

11
Wakil Rakyat
Wakil Rakyat / 1987
Kritik terhadap anggota dewan yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat.

12
Lancar
Lancar / 1987
Kritik terhadap pembangunan yang tidak adil.

13
Bento
SWAMI / 1989
Kritik terhadap penguasa / eksekutif

14
Bongkar
SWAMI / 1989
Kritik terhadap penguasa yang otoriter.

15
Mencetak Sawah
Belum Ada Judul / 1992
Kritik terhadap industrialisasi dibidang pertanian.

Sumber : Album-Album Iwan Fals

Lagu-lagu tersebut hanya sebagian kecil dari banyak lagu Iwan Fals yang menyuarakan wacana kritis terhadap kehidupan di zaman Orde Baru. Lagu-lagu tersebut merupakan sebuah counter hegemoni dari hegemoni orde baru. Tema kritik tersebut setidaknya telah mematahkan wacana trilogi pembangunan, karena pemerataan yang diharapkan dari pembangunan tidak pernah terwujud. Pembangunan nasional yang berlandaskan pada ”Trilogi Pembangunan” hanya sebuah narasi besar dan sebuah mitos belaka.

SALAM FALS MANIA....!!!

BIOGRAFI IWAN FALS


Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, Iwan menggambarkan suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti lagu Wakil Rakyat dan Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya lagu Siang Seberang Istana dan Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti lagu Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.


Lewat lagu-lagunya, ia memotret kehidupan dan sosial-budaya di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.

Perjalanan Hidup
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.



Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Keluarga
Iwan lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini , yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991.

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktifitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat sekitar satu jam perjalanan dari Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang dinamakan Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan sebutan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals.

MASA KECIL IWAN FALS



Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan

iwan fals peduli lingkungan


Seniman legendaris Indonesia Iwan Fals menunjukkan komitmennya untuk peduli terhadap keselamatan hutan dengan gerakan menanam pohon.

Hal ini terlihat saat Iwan Fals menghadiri Tour Keseimbangan dan OI (Orang Indonesia) menanam yang dilakukannya di halaman Yoniv IV Cimahi, Selasa.

Meskipun di acara tersebut Iwan bersama Kapolresta Cimahi AKBP Rusdi Hartono dan Wakil Wali Kota Cimahi Edy Rahmat hanya menanam satu pohon.

Namun, rencananya OI sebagai kelompok pecinta Iwan Fals akan menindaklanjuti tiga pekan kedepan melakukan gerakan menanam pohon di kawasan Kampung Adat Cireundeu.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Ojon Listanto (41), kegiatan itu sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang promosi album Iwan Fals terbaru bertajuk Keseimbangan yang tidak dijual secara bebas.

"Albumnya hanya bisa didapatkan dari OI. Sedangkan keseimbangan itu sendiri, dimaksudkan Bang Iwan untuk menyadarkan kita bahwa hutan perlu dijaga sebagai salah satu sumber kehidupan kita. Kalau tidak menanam, 15 tahun kemudian kehidupan akan habis," ujarnya.

Cimahi merupakan kota ke tujuh yang dikunjungi Iwan Fals setelah Kota Cirebon, Solo, Cilacap, Jember, Tulungagung dan Kota Tasikmalaya. Pasalnya, sesuai dengan rencana Tour Keseimbangan ini akan dilakukan di seluruh kota se-Indonesia.

Ojon mengatakan, OI akan melakukan gerakan menanam sebanyak 61 pohon di setiap sekolah yang ada di Indonesia. Sedangkan mengenai acara yang tidak dipublikasikan tersebut, Ojong beralasan bahwa hal itu memang disengaja.

"Karena acara ini merupakan ajang silaturahmi Bang Iwan dengan para kelompok OI. Di Bandung sendiri, OI ada 61 kelompok. Dengan silaturahmi inipun diharapkan bisa terjadi regenerasi OI sehingga kecintaan terhadap hutan dan menanam tetap berlanjut," paparnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi Edy Rahmat mengatakan, gerakan menanam hutan yang terus dikampanyekan Iwan Fals patut didukung.

Karena seperti diketahui bersama, hutan merupakan sumber kehidupan manusia. Dan kondisi hutan saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.

"Sebesar apapun yang dilakukan pemerintah dalam menjaga hutan. Apabila tidak didukung oleh warganya hal itu tidak bisa dilakukan. Maraknya banjir dan panas suhu bumi akibat hutan gundul harus menjadi perhatian serius kita semua," tandasnya.

Oleh karenanya, Pemkot Cimahi bersama pihak terkait akan terus bekerja keras menjaga kelestarian hutan. Namun yang terpenting dari gerakan menanam ini adalah merawatnya. "Sebab, apalah artinya menanam kalau tidak bisa merawat," pungkasnya.

iwan fals sindir polisi waktu konser


Konser “Panggung Keseimbangan” di Blitar Sepi Penonton
Blitar - SURYA- Mengusung program keseimbangan alam, konser Iwan Fals di Kota Blitar ternyata sepi penonton. Hanya sekitar 300 orang menyaksikan konser salah satu legenda musik Indonesia itu, di Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) yang berkapasitas sekitar 2.000 penonton, Minggu (4/7) sore.

Meski jumlah penonton di konsernya relatif tidak banyak, Iwan Fals tetap tampil maksimal sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Iwan menyanyikan 17 lagu, diawali dengan lagu dari album terbaru nya, Keseimbangan Alam.

Penyanyi yang ngetop dengan lagu Omar Bakri dan Bento itu menyanyikan lagu-lagu bertema keseimbangan dan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Dia juga melantunkan sejumlah lagu yang membangkitkan emosi penonton.

Iwan Fals tampil bersama bandnya yang beranggotakan Heirri Buchaery (bass,) Totok Tewel (gitar), Deni Kurniawan (drum), dan Edi Daromi (kibor). Adapun Iwan selain menyanyi juga memetik gitar.

Tak ketinggalan, Iwan Fals juga menyanyikan lagu berjudul Jenderal, yang berirama campuran dangdut, dan lagu tentang pahlawan seperti Laksamana Malahayati. Saat menyampaikan ucapan pengantar sebelum menyanyikan Jenderal, Iwan menyindir bahwa para jenderal (polisi) saat ini sedang senang karena perhatian masyarakat tidak lagi tertuju kepada mereka (dalam kasus rekening mencurigakan) setelah munculnya pemberitaan kasus video porno Ariel Peterpan.

“Tapi jenderal yang kami maksud (dalam lagu) itu adalah yang dicintai masyarakat, yang menjadi komando perang,” ucap Iwan Fals.

Dalam konsernya, Iwan Fals tidak lupa membawakan lagu-lagu lama nan legendaris seperti Wakil Rakyat dan Hio, yang mendapat sambutan meriah para penonton dengan teriakan yel-yel. Apalagi, saat melantunkan Wakil Rakyat Iwan Fals diiringi permainan kolaborasi musik ketipung tradisional Kelompok “Blang-Bleng” dari Blitar.

Hal itu membuat penampilan konser Iwan Fals di Kota Blitar semakin terasa lengkap. Dia juga memunculkan jenis iringan musik di luar kebiasaan.

“Sungguh luar biasa konser Iwan Fals ini. Banyak yang baru dalam iringan musiknya, meski lagunya lagu lama,” tutur Arif, penggemar Iwan Fals, di sela keasyikan menonton di PPIP Blitar sekaligus pelataran parkir makam alm Bung Karno itu.

Sejumlah penonton menyayangkan tidak diberinya izin konser Iwan di sejumlah daerah di Jatim. “Mungkin jika pihak berwenang mendengar lagu-lagu yang dibawakan Bang Iwan yang sangat berkaitan erat dengan pelestarian alam, izin konser pasti disetujui,” kata Andi, warga Kota Blitar yang juga fan berat Iwan Fals.

Sekadar mengingatkan, Iwan gagal menggelar konser bertajuk “Panggung Keseimbangan” di beberapa kota di Jatim. Dia terkendala izin kepolisian, yaitu di Jombang, Jumat (2/7) siang, dan Lamongan, Rabu (30/6).
Menurut Ketua Yayasan OI (sebutan untuk perkumpulan penggemar fanatik Iwan) di Jombang yang juga panitia penyelenggara, M Adib, polisi mengaku tidak bisa menjamin keamanan konser Iwan di Jombang. Apalagi, Jombang berdekatan dengan Lamongan dan Mojokerto, yang baru saja menggelar pilbup bermasalah.

Di Lamongan, meskipun gagal manggung, Iwan tetap hadir, Rabu (30/6). Bersama istri, Rosanna, dan sejumlah pengurus yayasan OI, Iwan menanam pohon di Kampus Universitas Islam Lamongan. (Surya, 2/7).

Kepala Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kota Blitar, Minggu (4/7), Kasmiadi, mengatakan, sepinya penonton di Blitar sudah diperkirakan sejak semula. Pasalnya, waktu untuk melakukan publikasi konser Iwan relatif sempit.

“Tapi jumlah penonton yang sedikit ini (justru) membuat kami lega. Karena, apa yang dikhawatirkan banyak pihak dari ajang konser Iwan Fals (muncul kerusuhan, Red) tidak terbukti di Kota Blitar,” katanya.

SELAIN bernyanyi, Iwan juga menanam 6.000 pohon mahoni dalam kegiatan bertajuk “Keseimbangan OI Menanam”. Di sela acara di perbukitan Blitar Selatan ini dia menyatakan berupaya mengingatkan dan menyadarkan semua lapisan masyarakat terhadap pentingnya arti keseimbangan alam.

Menurut Iwan, kondisi hutan di Indonesia yang sangat memprihatinkan harus segera diatasi sejak sekarang tanpa ada kata terlambat. Hal itu, katanya, harus dilandasi oleh niat dan aksi nyata di lapangan; tidak hanya sekadar berteriak-teriak melalui program penyelamatan hutan namun tanpa melaksnakan tindakan.

Iwan menambahkan, langkah menanam juga harus diikuti dengan menyiram atau memelihara. Menurutnya, akan sia-sia jika hanya menanam tanpa melakukan pemeliharaan. amru muiz

Dibaca: 709 kali

kisah cinta nabi




Ini adalah kisah cinta paling setia sepanjang sejarah, tidak dapat dibandingankan dengan kisah Qais dan Laila dan tidak pula kisah Romeo dan Juliet, karena kisah ini tidak hanya berakhir dengan pernikahan yang dianggap sebagai puncak kreasi cinta anak manusia, cinta yang sebenarnya adalah yang berkesinambungan, walaupun salah satu dari dua insan itu sudah meninggal, maka kisah cinta yang paling agung adalah kisah cinta junjungan kita Muhammad saw kepada ibunda Khadîjah.. cinta yang luar biasa, terus berlanjut hingga ibunda Khadîjah meningalkan dunia yang fana ini.

Setelah beliau meningal lebih kurang satu tahun, ada seorang perempuan yang datang menemui Nabi saw, dia berkata kepadanya: Wahai Rasulullah, maukah engkau menikah? Engkau mempunyai tujuh orang isteri dan kebutuhan yang selalu bertambah, dialah yang akan melakukan semua itu.. harus menikah, ini merupakan kebutuhan bagi laki-laki manapun, kalau tidaklah karena Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menikahi beberapa orang isteri yang datang kepadanya setelah kepergian Khadîjah, niscaya dia tidak akan menikah lagi.

Junjungan kita ini menikah tidak seperti kebanyakan laki-laki, selain Khadîjah, setelah itu dia menikah karena tuntutan misi dakwah, namun dia tidak pernah melupakan Khadîjah untuk selama-lamanya, bahkan kisah kasihnya tidak pernah pudar, walaupun dia meninggalkannya selama empat belas tahun lebih dahulu.

Ketika penaklukan Makkah, banyak orang yang mengelilingi Rasulullah saw, semua orang Quraisy datang minta ma’af kepadanya, tiba-tiba saja beliau melihat seorang nenek yang sudah sangat tua datang dan ingin bertemu dengannya.. Rasulullah saw. meninggalkan rombongan manusia yang ada di sekelilingnya dan berdiri menyambut kedatangan sang nenek, dia ajak berbicara dan duduk disampingnya, melihat kejadian itu ‘Aisyah bertanya, siapa gerangan nenek tua itu, dan Rasulullah saw meluangkan waktu dan berbincang-bincang dengannya serta konsentrasi menghadapinya?

Rasulullah menjawab: “Ini adalah sahabat Khadîjah”.

‘Aisyah kembali bertanya: Apa yang engkau bicarakan dengannya Wahai Rasulullah?

Dia menjawab: “Kami membicakan hari-hari yang indah bersama Kahdîjah”.

Ketika itu timbullah rasa cemburu dalam diri ‘Aisyah, lalu dia berkata: Apakah engkau masih mengingat-ingat orang yang sudah tua dan sudah menjadi tanah itu, sementara Allah telah memberikan ganti untuk engkau dengan yang lebih baik?

Maka Nabi menjawab: “Demi Allah, Allah tidak pernah menggantinya dengan seorang perempuan yang lebih baik darinya.. dia banyak memberikan bantuan moral dan material, dia melindungi aku, ketika penduduk Makkah ini mengusirku, dia membenarkan aku ketika manusia mendustakan aku”.

‘Aisyah merasa bahwa Rasulullah agak marah, lalu dia berkata: Minta ampunkanlah aku kepada Allah wahai Rasulullah.

Maka Nabi menjawab: “Minta ampunkanlah bagi Khadîjah, baru aku akan memintakan ampun bagimu”. (HR. BUkhârî).

MEMELIHARA MIMPI

Sebelum sebatang pohon dapat tumbuh tinggi, terlebih dahulu ia harus menanamkan akarnya jauh ke dalam tanah, demi memperoleh zat gizi. Sama dengan mimpi anda. Bila anda ingin impian berubah menjadi kenyataan, anda harus mencari cara untuk memberi makan dan memelihara mimpi anda.

Sangat tidak realistis untuk berharap bahwa anda dapat mencapai bintang, tanpa terlebih dahulu menanam akar dalam tanah padat. Bermimpi itu gampang – sesuatu yang hidup di alam khayal. Namun mewujudkannya di alam nyata membutuhkan perjuangan keras.

Tanpa akar yang kuat, bahkan pohon tertinggi dan berbesar – akan tumbang. Tanpa terus belajar, bersikap disiplin, memelihara integritas, komitment, ketabahan, kesabaran, dan usaha – bahkan mimpi yang paling mungkin dan paling hebat – akan tumbang.

Mimpi dan tujuan anda memerlukan pemeliharaan. Tanamkan akar mimpi
anda sedalam dan selebar mungkin – hingga tidak ada batas setinggi
tas apa anda akan jangka